OSAMA BIN LADIN DAN AL-QAEDA

Pointers Short Course Kekerasan ke-7 (09/02/2007)

 

PUKULAN BALIK I:

OSAMA BIN LADIN DAN AL-QAEDA

Ihsan Ali-Fauzi

 

Model Baru Kaitan Islam dan Kekerasan

·        Awal 1990: perubahan dramatis dalam pola hubungan antara Islam dan kekerasan.  Kekerasan politik, yang sebelumnya dikaitkan dengan gerakan-gerakan Islam, kini mulai diprakarsai oleh kalangan “neo-fundamentalis”.  Organisasi-organisasi ini tidak terkait dengan satu negara tertentu, tidak memiliki agenda ke-negara-an, bekerja pada level internasional, dan terutama menargetkan pemerintahan-pemerintahan Barat dan simbol-simbolnya, bukan pemerintahan-pemerintahan lokal (al-`aduw al-ba`id versus al-`aduw al-qarib).

·        Perubahan ini hampir tak teridentifikasi, karena sepanjang dua dekade sebelumnya, gerakan-gerakan di atas menjadi kawan strategis AS dan aliansinya di negara-negara Muslim (Pakistan dan Saudi) dalam melawan komunisme, Syi`ah radikal dan bahkan nasionalisme Arab yang kekiri-kirian.  Titik tertinggi aliansi itu adalah Peshawar, untuk menghambat invasi Soviet dan ekspor revolusi Iran, di mana energi kritis kalangan Islam militan dialihkan dari rezim dalam negeri ke penjahat bersama di luar negeri.

 

Ada Apa?  Teori “Pukulan Balik”

·        Teori Mahmood Mamdani (2004: 129-130): Jihad Afghan adalah jihad Amerika.  “Bagaimana Islamisme sayap-kanan, sebuah kecenderungan ideologis yang didukung oleh hanya segelintir orang yang terpencar-pencar sebelum Perang Afghanistan, berkembang menjadi kekuatan yang mampu mewarnai percaturan politik global pasca 11 September?  Jawabannya terletak pada jihad Afghan, yang telah mengubah kecenderungan itu [Islamisme sayap-kanan] menjadi bukan saja sebuah organisasi, jumlah orang, ketrampilan, jangkauan, dan rasa percaya-diri, tetapi juga tujuan yang koheren.  Sebelum perang Afghan, sayap kanan dari Islam politik itu terbelah ke dalam dua kelompok: yang diidentifikasikan dengan rezim-rezim pro-AS, seperti Saudi Arabia dan Pakistan, dan yang menentang rezim-rezim ini, memandangnya sebagai kaki-tangan (stooges) AS yang telah mengkhianati perjuangan Palestina.  Namun demikian, tidak sebagaimana kalangan Islamis yang mengorganisasikan partai-partai politik dan berupaya memobilisasi rakyat biasa ke dalam aktivitas politik, para Islamis sayap-kanan tidak memiliki program kecuali tindakan-tindakan teror di perkotaan yang dilangsungkannya sesekali (isolated).  Hingga perang Afghan, kalangan Islamis sayap-kanan yang tidak berkuasa sama sekali tidak memiliki aspirasi untuk mengumpulkan kekuatan dari organisasi rakyat atau kemungkinan untuk memperoleh dukungan kekuatan dari sumber alternatif.  Pemerintahan Reagan telah menyelamatkan Islamisme sayap-kanan dari jalan buntu historisnya (historical cul-de-sac).  Jihad AS mengklaim bahwa ia membangun infrastruktur Islam dari aksi pembebasan, tetapi dalam kenyataannya menyiapkan sebuah ‘infrastruktur teror’ yang memanfaatkan simbol-simbol Islam agar bisa masuk ke dalam jaringan dan komunitas Islam.” 

·        Bayangkan Peshawar: Kamp-kamp pengungsi dan latihan perang di Peshawar, ibukota provinsi Northwest Frontier, Pakistan: 3 juta pengungsi Afghanistan; tempat pertemuan kalangan mujahidin internasional; terjadi pertukaran ideologi; sambil latihan perang dengan senjata kiriman CIA; berkembang logika baru, yang tidak selamanya sejalan dengan logika awal pengiriman mereka ke sana.  Yang terpenting: kami sudah berhasil mengalahkan Soviet.  Siapa musuh berikutnya?  Mengapa tidak setan yang satunya lagi, AS?

·        Tidak penting apakah kemenangan atas Soviet adalah kemenangan para mujahidin.  Terlepas dari pengaruh para voluntir dalam perang Afghanistan, lanskap strategis internasional berubah drastis pada sekitar 1990.  Kegagalan Revolusi Iran untuk mengekspor dirinya dan runtuhnya Uni Soviet menimbulkan tanda tanya mengenai makna penting aliansi kotor antara AS dan kalangan Islam militan: mau diarahkan ke mana mereka?  Namun, tidak ada yang dilakukan untuk membubarkan mereka atau memonitor mereka, yang masih berada di Afghanistan.  Yang mengkhawatirkan, sekitar 1991, jaringan Islam militan yang didukung oleh Arab Saudi dan Pakistan mulai mengembangkan sikap anti-Barat yang terang-terangan.  (Roy, 292).

·        Pertanyaan besar belakangan hari: Dengan ongkos apa Perang Dingin dimenangkan?  Mamdani: “ingin menunjukkan baimana konsekuensi-konsekuensi tak terduga dari aksi-aksi yang misinformed, cynical, dan oportunistik dapat menjadi bumerang bagi para pelakunya” (2004: 121).

 

Terjadinya “Pukulan balik”: Asal-usul, Ciri-ciri Besar

·        Setelah 1992, para Islamis/jihadis menjadi semacam pasukan yang terdemobilisasikan.  Pertanyaannya: apa setelah itu?  Pertama, ber-jihad di tempat-tempat lain yang bermasalah (Bosnia, Chechnya).  Kedua, kembali ke negara masing-masing, jika bisa (umumnya dicurigai, dikontrol ketat).  Ketiga, mencari suaka di negara-negara baru, khususnya AS dan Perancis/Inggris atau negara-negara Skandinavia.  Karena punya trauma dengan kasus Salman Rushdie, dibanding Perancis, Inggris lebih terbuka untuk masuknya para veteran Perang Afghanistan.

·        Kepel: menyebarnya para Islamis/jihadis militan bekas mujahidin Afghan ke seluruh dunia merupakan faktor penjelas utama ekspansi radikalisme Islam di negara-negara Muslim dan di Barat (khususnya AS dan Perancis): pemboman WTC pada Februari 1993; kampanye GIA menyerang Perancis pada 1995 dan pemerintahan Aljazair; 11/9; pemboman Bali I dan II; dan lainnya.

·        Ciri utama aktivisme radikal Islamis/jihadis ini: mereka tidak memiliki kaitan, apalagi organik, dengan masyarakat sekitar mereka atau gerakan sosial lokal di negeri-negeri Muslim.  Roy menyebutnya “deterritorialisasi”: Kalangan jihadis ini beroperasi secara global, melakukan banyak perjalanan lintas-dunia, bertempattinggal di banyak negara, dengan hubungan yang sedikit dengan “tanahair” mereka yang semula atau bahkan sekadar mengerti bahasanya.  Zacarias Moussaoui adalah warganegara Perancis keturunan Maroko, belajar di Montpellier, belajar bahasa Inggris dan menetap di London, di mana ia menjadi seorang “born-again Muslim.”  Muhammad Atta dan pilot-pilot 11/9 lainnya berasal dari Timur Tengah, berdiam pertamakali di Jerman, belajar bahasa Jerman, dan kemudian menetap di AS.

·        Al-Qaeda adalah sebuah organisasi dan merek dagang.  Ia bisa bergerak sendiri secara langsung, dalam sebuah upaya bersama, atau dengan franchising.  Ia mencirikan, tetapi tidak memonopoli, jenis kekerasan baru yang dilakukan atas nama Islam.

·        Lebih teknis, Al-Qaeda adalah sebuah organisasi internasional, sekalipun pusatnya pada 2001 berada di Afghanistan.  Jaringan-jaringan lokalnya dibangun dengan tujuan untuk mencapat target (korban) tertentu dan diorganisasikan di sekitar “kantong-kantong” yang sama sekali bukan di Timur Tengah.  Serangan 11/9 disiapkan di Hamburg, Spanyol, dan Kuala Lunpur oleh empat mahasiswa yang berbasis di Hamburg.

·        Kekuatan Al-Qaeda: terdiri dari para veteran Perang Afghan, yang saling kenal dan sudah mengembangkan esprit de corps di pegunungan atau kamp-kamp latihan di Afghanistan; solidaritas di antara orang-orang dari berbagai pelosok dunia ini diterjemahkan ke dalam organisasi internasional yang fleksibel dan mobil di mana garis komando menduplikasi ikatan-ikatan personal.  Kelemahan al-Qaeda: (1) butuh “justifikasi” keagamaan untuk menopang solidaritas di antara sesamanya; (2) tidak berakar di masyarakat Muslim; sulit membangun sebuah basis sosial dan politik di kalangan masyarakat Muslim di wilayah-wilayah di mana mereka tidak memperoleh dukungan dari semacam subkontraktor lokal (Taliban di Afghanistan, misalnya).

·        Al-Qaeda sebagai gerakan anti-imperialisme Barat.  Kesamaan: kalau lawannya benar-benar Kristen atau Yahudi, agama dan bukan imperialisme, yang dijadikan target tentu bukan simbol bisnis seperti Menara Kembar di New York!  Kelemahannya: Al-Qaeda tidak menawarkan alternatif, berbicara mengenai freedom for.  Hanya menawarkan surga dan bidadari yang menunggu (di mana mujahid perempuan???).

·        Doktrin jihad lewat praktik bunuh-diri menjadi dominan.  Salah satu pernyataan Osama diakhiri dengan puisi seperti ini: “So let me be a martyr,/dwelling in a high mountain pass/among a band of knights who,/united in the devotion to God,/descend to face armies” (dikutip dalam Juergensmeyer, 2005: xxiii).

 

Dua Generasi Jihadis Internasional

 

Generasi I: Dari Azzam ke Al-Qaeda

·        1980: Cikal bakal Al-Qaeda adalah Maktab al-Khidamat atau Bayt al-Anshar (Kantor Pelayanan) yang dibentuk Syaikh Abdullah Azzam di Peshawar.  Inilah orang yang oleh The New Yorker disebut “the gatekeeper of the Jihad.”  Ia adalag teolog kelahiran Palestina yang lulus dari Universitas al-Azhar; mengajar di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah, yang salah satu mahasiswanya bernama Osama bin Ladin; berkeliling dunia atas patronase CIA (muncul di televisi Arab Saudi dan sejumlah demonstrasi di AS); pada awal dan pertengahan 1980-an berkampanye merekrut mujahidin dari seluruh dunia; pendiri HAMAS (bentrok dengan PLO yang dianggapnya nasionalis dan sekular).  Baginya, partisipasi dalam jihad bukan hanya soal politik, tetapi juga kewajiban keagamaan.  Jihad bukanlah hanya membunuh tentara Rusia, tetapi juga mencari kesyahidan.  Dalam sebuah rekaman video (1988), ia berkata: “Saya tiba di Afghanistan, dan saya tidak percaya akan apa yang saya lihat….  Kami sedang mencoba untuk memuaskan dahaga kami akan mati syahid.”  Formulanya mengenai jihad sederhana dan langsung: “Jihad and the rifle alone: no negotiations, no conferences, and no dialogues.”  (Mamdani 2004: 126-127).

·        Dalam perang Afghan, Azzam tidak membela satu faksi tertentu.  Ia lebih melihat perang ini sebagai latihan untuk mempersiapkan pasukan ummah baru (khilafah), dan bukan untuk mendirikan negara Islam di Afghanistan.  Ia tidak setuju dengan aksi-aksi teroris terhadap penduduk sipil; ia menentang penyerangan target-target Soviet di luar Afghanistan.

·        November 1989: Azzam wafat dalam ledakan mobil yang sampai sekarang misterius.  Osama Bin Ladin menggantikannya, menyingkirkan keturunan Azzam yang ikut wafat.  Naikya Osama direstui kerajaan Saudi, yang masih mendukungnya hingga 1998, dan pemerintah pakistan, yang masih mendukungnya hingga peristiwa 11/9.

·        Foundational Myth: Perang Masada di bulan ramadhan, Juni 1987, berhasil merebut kamp dekat Jaji yang dikuasai tentara Soviet.  Diikuti hampir semua pendiri Al-Qaeda, termasuk Ayman al-Zawahiri.

·        Untuk melihat realisasi “pukulan balik,” penting untuk mempertimbangkan tiga “kebangsaan” utama dalam jejeran veteran Perang Afghan, yakni: Arab Saudi, Aljazair, Mesir.  Yang menarik, tidak ada “wakil” dari Syria, Palestina yang “sungguhan” (yang ada hanya wakil dari kamp pengungsi Palestina); Irak, dan sangat sedikit dari Turki.  Setelah Perang usai, sebagiannya kembali ke negara-negara masing-masing dan turut membentuk organisasi-organisasi Islam “sempalan” di tanahair (FIS dan GIA di Aljazair; Jihad Islam dan Jamaah Islamiyah, pemboman Luxor pada 1997, di Mesir).

·        Sisanya, die hard, mengikuti jejak Bin Ladin: dari Saudi dan Somalia ke Yaman dan Sudan, untuk kembali lagi ke Afghanistan.  Sementara aksinya sudah mulai tampak dengan pemboman WTC pada 1993, Al-Qaeda mulai dikenal di Barat ketika Bin Ladin mendirikan “World Islamic Front for the Struggle against Jews and Crusaders” pada 1998, disusul dengan pemboman kedubes AS di Afrika Timur.

·        Inilah generasi pertama Al-Qaeda: mereka berasal dari negeri-negeri Muslim dan memiliki rekor sebagai aktivis politik; mereka direktur langsung dari negara mereka, bertemu di Afghanistan.

 

Generasi II: Jihadis Muslim di Barat

·        Mereka adalah aktivis Al-Qaeda yang beroperasi secara internasional dan dicirikan oleh pemutusan hubungan antara mereka dengan dunia Islam yang mereka klaim sebagai mereka wakili.

·        Transisi dari generasi pertama ke kedua bisa dilihat pada Sheikh Omar Abdel Rahman (amir Jamaah Islamiyah di Mesir; tokoh rekrutmen calon mujahid Afghan).  Pada 1986, ia memperoleh visa AS lewat CIA, untuk menghadiri konferensi mahasiswa Islam di AS dan mendukung pusat-pusat rekrutmen Afghan.  Dari situ ia bebas mengunjungi Pakistan dan Peshawar; makan siang di kedubes Saudi di Islamabad bersama banyak pejabat AS.  22 April 1990: setuju meredam radikalisme Jamaah Islamiyah di Mesir, dengan syarat pemerintah meringankan siksaan terhadap para aktivis radikal di penjara-penara Mesir.  10 Mei 1990: memperoleh visa ke US di Khartoum (Hasan Turabi dan Jenderal Bashir).  Januari 1991: melamar untuk memperoleh visa permanen sebagai residen; sebagai Imam Masjid El Salam (Jersey City, dikenal sebagai Little Egypt); visa diberikan padanya dengan segera (“unusual rapidity,” Kepel 301) pada April 1991; berkeliling dunia untuk Perang Afghan dengan visa permanen itu, hingga Kabul jatuh paa 1992.  Setelah itu mulai menghadapi banyak masalah sehubungan dengan kebijakan AS.  Januari 1991: ketika pergi haji, ia mulai dipersalahkan karena praktik bigami dan dianggap bohong dalam permohonan visanya.  Juni 1992: melamar sebagai pelarian politik; dibantu aktivis HAM; sambil tetap medakwahkan jihad.  Pengadilan kasus pemboman WTC (1993) menunjukkan banyak pelakunya berasal dari sel yang dibangun masjid El Salam.

·        Para pelaku 11/9, juga pemboman di Madrid dan London tahun lalu, adalah bagian dari generasi kedua ini.  Salah satunya digambarkan dengan sangat baik dalam novel John Updike, Sang Terroris.

 

11 Comments

  1. January 15, 2008 at 5:04 am

    KAMI MENGUTUK TINDAKAN ORANG – ORANG YANG JAHAT EMANG DUNIA INI MILIK MEREKA APA??? KALO KETEMU SAMA SAYA HATI SAMA MATA NA AQ MAKAN. EMANG ADA AJARAN YANG MENGAJARKAN SALING MEMBUNUH KALO ISLAM SETENGAH2 BILANG DASAR GOBLOK. EMANG PERNAH KESURGA APA!! SAYA MAU NANYA MA OMROZI PERNAH G KETEMU SAMA NABI MUHAMAD??/ SEMUA KITAB SUCI ITU DI TAMBAHA2 GOBLOK DASAR WONG DESO

  2. HAILI said,

    January 15, 2008 at 5:12 am

    DENGAR YA WAHAI PENGIKUT JEMAAH ISLAMIAH(TERORIS) SUATU AGAMA AKAN DI HORMATI ORANG KALO AGAMA ITU MEMBAWA KEDAMAIAN BAGI SELURUH DUNIA. KAMU222 ITU PADA SEKOLAH G!!!!!JANGAN KAMU BERASUMSI MAKIN BANYAK PENGIKUT NA ITU BAGUS.YANG KALIAN BAWA ITU KEKERASAN BUKAN AJARAN MUHAMAD TAU. KALO SAYA SEDIKIT CERITA DULU PADA TAHU 1960 DI SUATU PELOSOK KALIMANTAN TERJADI PEMAKSAAAN AGAMA KALO SIAPA YANG G MAU MASUK ISLAM ITU DI BINUH SAKSI HIDUP MASIH BANYAK…..SAMAPAI SEKARANG ITU BERITA TENTANG MASALAH ITU DI TIADAKAN KENAPA!!ITU KERNA AGAMA ISLAM ITU EGOIS.AGAMANYA BAGUS TAPI MORAL PIMPINANYA JELEK BLOON.

  3. Muslih said,

    July 29, 2009 at 1:06 pm

    Dear para terorist,
    Saya sangat prihatin dg anda semua wahai kaum terrorist.
    Kenapa suka sekali membunuh orang dg cara pengecut seperti itu, apakah anda seorang yg gentlement….? Saya rasa tidak, anda hanya orang yg tidak mengerti ttg apa yg anda lakukan serta arti hidup bersama dg orang lain. Sayapun yakin, semua agama mengajarkan perihal kebaikan, tetapi yg anda dapatkan hanyalah kekonyolan yg tak berguna. Anda semua hanyalah alat dr para petinggi radikal islam yg mau melakukan apa saja untuk kepuasan yg tak berarti serta merugikan. Semua orang pasti setuju & percaya, bila melakukan bom bunuh diri hanyalah sebuah kekonyolan dan kebodohan. Anda bukannya mati sahid, tetapi mati sangit alias gosong. Kasihan sekali anda semua, sungguh goblok banget melakukan itu. You better go to hell and stay there forever… Bad luck for you terrorist…

  4. wly said,

    July 30, 2009 at 4:24 am

    Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. segalanya datang dari ALLOH dan akan kembali kepada-NYA. dunia ini fana, semua akan hancur dan musnah atas kehenak-NYA, dari tiada akan kembali tiada. tidak ada yang kebal hukum ALLOH. manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri.tidak ada yang back up. seluruh anggota badan akan bicara apa yang telah dilakukan.dan sungguh pedih siksa ALLOH. dan ALLoh sungguh akan menepati janji_NYA. tak akan ada satu detikpun tindakan kita yang lolos dari Penglihatan ALLOH. dengan ajaran Islam yang Rahmatan lil ‘alamin kita cintai dan sayangi makhluk ciptaan-NYA. damailah dunia. maka tanyakan pada diri kita sendiri AKAN JADI APAKAH AKU? APAKAH ALLOH RIDHO?

  5. JESUS said,

    February 17, 2010 at 2:59 am

    Orang Islam mesti ngerti sejarah, karena orang baratlah dibentuk negara-negara (baca dong sejarah !!!). Nah orang-orang yang Islam yang ngaku pinter (pinter sekolah doang) mesti tau, kalo orang barat itu sengaja mengkotak-kotakkan Islam, sehingga bila dirantai dengan nama “nasionalisme”. Cinta tanah air adalah sebagian dari iman ” – Kata siapa ??? itu hadist palsu buatan orang barat ??? gak percaya !!!! CHEK LAGI DONG.
    Terorist itu siapa !!!! Inget sejarah BACA LAGI- CEK LAGI.
    AKU BENCI TERORIST(amerika yahudi) HIDUP MUJAHIDDIN !!!!

  6. Farhan said,

    May 29, 2010 at 1:07 am

    yang terorist itu AS sama YAHUDI itu udah HARGA MATI

    hidup AL-QAEDA ALLAHU AKBAR

  7. nasiruddin ismail said,

    November 3, 2010 at 3:22 pm

    assalamu alaikum.wr wb.
    islam dimulai dari nabi Adam as. hingga nabi Muhammad saw. mengapa kita tidak mau belajar untuk taat kepada aturan hukum ALLAH, sedangkan kita semua akan kembali kepadaNYA.
    ingat wahai saudaraku, mata dan telinga adalah indera yg kemampuannya terbatas. tapi akal dan hati memiliki kemampuan untuk memilah mana kebenaran sejati dan tulus dengan….

  8. al mujahid said,

    November 10, 2011 at 11:53 am

    hidup Islam
    hancurkan teroris(amerika dan antek-anteknya)

    hidup al qaeda dan organisasi jihad lainnya

  9. isa almasih said,

    July 6, 2012 at 10:58 am

    islam emang terorist…ingat sejarah majapahit……majapahit itu ditaklukkan islam dan dipaksa masuk islam ..orang jawa yg gak mau masuk islam lari ke tengger dan bali….nah…mungkinkah itu klaim islam yg mengatakan islam masuk dengan damai itu bener!! ah..itu ma gombal…coba teliti sejarahj tengger dan bali…mereka menulis dengan persisi pelariaan nenek moyang mereka sehingga mereka terdampar di pulau bali dan tengger!!! semua dikejar klkejar pasukan seperti FPI….bersorban…untungnya saat ini indonesia menganut demokrasi dan sudah modern..kalua belum pastilah kristen , budha dan hindu gak bakala bisa hidup di jawa.. dan sumatra!!!

  10. isa almasih said,

    July 6, 2012 at 11:01 am

    semua agama memang mengajarkan kebaikan itu bener!!! cuma di islam ada ajaran jihad dimana salah satu jihad adalah dengan kekerasan dan islam dengan tegas menyerukan jihad dengan bangsa kristen dan yahudi..so seluruh kitab suci dunia hanya islam yg menyerukan langsung anti agama lain dan suku yahudi(anti yahudi)…coba agama mana yg dengan tegas mengatakan memusuhi agama laian, hanya islam kan?..nah selama islam tidak mau menghapus kata kata itu yg katanya wahyu Allah maka…islam akan terus menjadi biang kerok terorist..kecuali umat islam sudah sadar dan bertaubat sehingga jihad tidak lagi diartikan sebagai perang terhadap yahudi dan nasrani!! maka islam akan menjadi ajaran damai!!!

  11. isa almasih said,

    July 6, 2012 at 11:07 am

    coba bandingkan!!!

    injil mengajarkan kasih dan damai meski ada cerita peperangan namun tidak pernah injil menyuruh /memerintahkan untuk memusuhi salah satu suku atau agama lain dengan tegas.

    tripitaka:….. mengajarkan kasih sayang sesama tanpa memandang agama papaun dia bahkan tumbuhan dan hewanpun harus disyangi…

    weda: sama juga sangat mengajarkan welas asih dan tepo seliro;

    kejawen : demikian pula meski akarnya islam namun kejawen punya kitab sendiri dan sangat mengajarkan cinta kasih….

    konghucu demikian pula….
    so aku mau katakan hanya ISLAM agama yg dengan tegas memmerintahkan untuk waspada dan memusuhi kristen dan yahudi….so apapun yg dilakukan umat nasrani dan yahudi akan dipandang sebagai permusuhan karena memang al quran sudah memperingatkannya!!! akhirnya umat islam gak pernah tenang apapbila melihat keggiatan bangsa kristen mau itu baik apalagi jahat!!! so umat islam selalu waspada dan berjaga jaga untuk perang sehingga mencurigai dan pada titik puncaknya akan berjihad melawan bangsa kristen disekitarnya karena dianggap mewakili setan…nah…itulah islam saudara saudara…….aku maua katakan islam adalah agama brengsek yg mengajarkan kejahatan.


Leave a reply to JESUS Cancel reply